Kristaliser MSMPR dan CSTC dalam Proses Kristalisasi


Proses kristalisasi memerlukan pengoperasian berbagai jenis kristaliser untuk memperoleh hasil kristal yang diing
- Uploaded on | 1 Views
-
quinnwalker
About Kristaliser MSMPR dan CSTC dalam Proses Kristalisasi
PowerPoint presentation about 'Kristaliser MSMPR dan CSTC dalam Proses Kristalisasi'. This presentation describes the topic on Proses kristalisasi memerlukan pengoperasian berbagai jenis kristaliser untuk memperoleh hasil kristal yang diing. The key topics included in this slideshow are . Download this presentation absolutely free.
Presentation Transcript
Slide2Semua kristaliser dioperasikan dengan adanya pen- campuran, baik dengan menggunakan pengaduk atau dengan dengan cara sirkulasi. Kristaliser MSMPR (mixed suspension mixed product removal) adalah kristaliser yang dioperasikan seperti reaktor alir berpengaduk, sehingga sering juga disebut CSTC (continuous stirred tank crystallizer). Serangkaian CSTC yang dioperasikan secara seri disebut CSTC battery .
Slide3(b)Multistage battery with overall residence time (a) The single stage CSTC
Slide4NERACA POPULASIDensity populasi kristal, n (jumlah kristal per unit ukuran per unit volume sistem) didefinisikan sebagai: dengan N adalah jumlah kristal dalam rentang ukuran L per unit volume. Nilai n tergantung pada nilai L dalam rentang d L , atau dengan kata lain, n merupakan fungsi dari L . (1)
Slide5Jumlah kristal dalam rentang ukuran L 1 sampai L 2 dapat diturunkan dari persamaan (1): (2) (1) Akhirnya jumlah kristal dalam rentang ukuran L 1 sampai L 2 dapat dapat dinyatakan dengan:
Slide6aplikasi neraca populasi dapat didemonstrasikan dalamkristaliser MSMPR dengan asumsi: 1. Operasi steady-state. 2. Tidak ada kristal dalam aliran umpan. 3. Semua kristal memiliki bentuk yang sama, yaitu dengan dimensi linier L. 4. Tidak ada kristal yang patah. 5. Kecepatan pertumbuhan kristal tidak tergantung pada ukuran kristal.
Slide7Kristaliser MSMPR kontinyu
Slide8neraca populasi (input = output) dalam sebuah sistemdengan volume V dalam interval waktu t dan rentang ukuran L = L 2 – L 1 adalah dengan Q : laju alir umpan dan pengeluaran G : Kecepatan pertumbuhan kristal (d L /d t ) : density populasi rata-rata (3)
Slide9Untuk L 0, maka (4)
Slide10jika kecepatan pertumbuhan kristal tidak tergantungpada ukuran kristal (hukum L ), maka Jika pers. ini dimasukkan ke pers. sebelumnya, maka (5)
Slide11(6)Jika = V/Q, yaitu waktu tinggal rata-rata dalam kristaliser, maka:
Slide12Jika diintegralkan:dengan x adalah rasio ukuran kristal (L) dengan pe- nambahan ukuran kristal selama (G ): (7) (8)
Slide13Plot log n vs. L akan menghasilkan garis lurus dengan slope = – 1/ G dan intercept = ln n 0 . Jadi jika waktu tinggal rata-rata diketahui, maka kecepatan pertumbuhan kristal, G , dapat dihitung.
Slide15Density polpulasi berukuran nol atau konsentrasikristal berukuran nol (inti kristal) adalah: (9) Kecepatan nukleasi, B 0 , dapat dinyatakan sebagai: (10)
Slide16Jumlah kristal per unit volume:(11) Total massa kristal per unit volume: Dengan : volume shape factor c : density kristal (12)
Slide17Jumlah kristal per unit massa:(13) Massa kristal per unit volume dengan panjang < L atau dengan waktu tinggal tak berdimensi < x adalah: Integral di ruas kanan:
Slide18Jika dimasukkan ke persamaan di atas:(14) Distribusi massa kumulatif: (15)
Slide19Distribusi massa diferensial:(16) Plot d m /dx versus x mencapai maksimum pada x = 3 Ukuran kristal pada kondisi ini disebut predominant size atau modal size (L D ): (17)
Slide20Median size dari distribusi massa didefinisikan sebagai ukuran kristal tengah (50% dari produk kristaliser MSMPR berukuran lebih besar dan 50% lebih kecil daripada median size ) Dengan trial diperoleh nilai x = 3,672 (18)
Slide21medianmodal
Slide22setiap butir kristal tentu berasal dari inti kristal. Olehkarena itu kecepatan nukleasi dapat dihitung berdasar- kan kecepatan produksi massa kristal total (M’). Jika jumlah kristal per unit massa dinyatakan dengan: Maka kecepatan nukleasi adalah: (19) (20)
Slide23CONTOHAnalisis data distribusi ukuran dari sebuah CSTC Data distribusi diferensial yang diperoleh dari sebuah CSTC: w L (mm) w L (mm) w L (mm) 0,02 0,340 0,10 0,700 0,10 1,400 0,05 0,430 0,13 0,820 0,09 1,650 0,06 0,490 0,13 1,010 0,04 1,980 0,08 0,580 0,13 1,160 0,03 2,370 Volumetric shape factor is = 0,866, density = 1.5 g/mL, dan waktu tinggal rata-rata = 2,0 jam. Perkirakan kecepatan pertumbuhan kristal G dan kecepatan nukleasi B 0 .
Slide24PENYELESAIANJumlah kristal dengan ukuran < L per unit massa Jika persamaan (1) digabung dengan persamaan (7): (a) (b) Integrasi persamaan (b) dari L = 0 sampai L = L: (c)
Slide25jumlah kristal dengan ukuran < l per unit massa dapatdihitung menggunakan persamaan (a):
Slide26Hubungan antara N dan L dinyatakan dengan persamaan (c): Menurut pers. (c), ada 2 bilangan anu, yaitu G dan n 0 . Kita memiliki satu set data N i dand L i . Kedua bilangan anu diperoleh dengan cara regresi: G = 0.3515 mm/hr n 0 = 3.4528 nuclei/mm 4 = 3.4528 10 12 nuclei/m 4 Sehingga: B 0 = G n 0 = 1.2137 10 9 nuclei/m 4 hr
Slide27CONTOH SOALKristalisasi dalam kristaliser MSMPR dengan ukuran kristal dominan Kristal asam sitrat monohidrat dalam sebuah MSMPR pada 30 C dengan ukuran kristal dominan L D = 0.833mm (20 mesh). Density kristal 1.54 g/mL, volume shape factor = 1 dan kelarutannya 39.0 wt %. Rasio supersaturasi yang digunakan C/C 0 = 1.05. Kecepatan pertumbuhan kristal, G = 4 10 -8 m/s. Jika kecepatan produksi kristal = 15 kg/jam, hitung kecepatan nukleasi dan gambar distribusi massa diferensial dari kristal yang dihasilkan.
Slide28PENYELESAIANHubungan antara ukuran dominan dengan besaran lain:
Slide29Untuk kecepatan produksi 15 kg/jam:(20) Kecepatan nukleasi dihitung dengan persamaan (20): = 2,595 10 10 nuklei/m 3 jam
Slide30Dengan:Maka: Distribusi massa diferensial dinyatakan dalam pers. (16): (28)